Tarian
dari tiga dekade lalu ini, kini jadi gaya hidup baru. Ramai-ramai
dimainkan di ruang publik, street dance ini menawarkan tantangan buat
pelakunya, dan tontonan seru buat penontonnya.
Rooftop
Pamulang Square, Tangerang, Banten, akhir pekan lalu dipenuhi
penonton. Ternyata ada shuffle meet up yang diselengarakan oleh Indo
Rockers (IR), kumpulan anak-anak penyuka shuffle yang kerap menggelar
acara-acara shuffle.
Shuffle, adalah gaya tari, yang
trennya diawali pada akhir dekade 1980-an, berasal dari Melbourne
Underground Scene, Australia. Sekilas mirip tari jazz.
“Pada 2004 shuffle dance kembali marak di Australia, sampai pada 2006
sampai di Indonesia. Itupun baru sedikit sekali. Akhir 2009 mulai
ramai, dan sekarang malah rame banget,” kata Jason, anggota Rave Army Crew sekaligus penggagas IR.
Gerakan
dasar shuffle adalah tumit dan kaki yang bergerak cepat sehingga
terlihat seakan menempel ke lantai. Mereka yang suka pergi ke klub
pasti tahu tarian ini. “Karena memang shuffle termasuk kedalam rave
dance,” kata Jason menjelaskan.
Kini, Shuffle Dance
tidak lagi hanya untuk mereka yang clubbing. Anak-anak muda yang
bahkan belum pernah mengunjungi klub pun bisa asyik main shuffle
dance!
Dok Indo Rocker
“Awalnya
lihat di tempat clubbing, terus cari tahu,” kata Rama, penyuka
shuffle yang biasa latihan di kawasan Bintaro sektor sembilan. Karena
lazimnya dilakukan ditempat terbuka, seperti lapangan, sekolah,
taman, shuffle juga digolongkan sebagai street dance.
Namun, anak-anak yang hobi shuffle punya pendapatnya sendiri-sendiri.
Jason
menganggap tarian ini tempatnya di rave party. Sehingga, menarikan
shuffle di tempat umum kurang bagus. Padahal, kini banyak muncul
shuffle competition yang menurut Jason kurang pas. Shuffle bukan tarian
yang pas buat diadu seperti break dance walaupun efek sporty nya sudah
terjamin. Konon, lima menit shuffle dance sama dengan 30 menit
treadmil!
“Break dance memang dibuat untuk nampang,
sampai gerakannya pun menunjukan itu. Untuk menunjukan mana yang
hebat. Tapi kalau shuffle sebenarnya lebih ke ekspresiin diri, enjoy
musik, sampai orang bisa bilang kalau kita asyik,”kata mahasiswa Bina
Nusantara ini.
Masih menurut Jason, kadang ada beberapa crew yang suka ribut gara-gara
gayanya
ditiru atau battle tarian itu. “Sedangkan gue sendiri, sama
teman-teman di IR, pengennya menyatukan para crew shuffle,” kata Jason.
Positif
Tarian
ini, kini jadi lifestyle baru. Salah satunya akibat ajang-ajang
shuffle meet up. Para komunitas bertemu, bertukar gerakan dan info-info
terkini soal aktivitas mereka.
“Dengan shuffle dance, kita bisa
cari duit sendiri dengan tampil di pensi atau acara-acara, bahkan ini
jadi semacam olahraga baru buat saya karena cukup menguras tenaga,”
kata Grego, peserta Shuffle meet up malam itu. Rama pun mulai membeli
keperluannya sendiri dari uang manggung menari shuffle bersama Astro 7
Shuffle.
Coba deh, search di youtube. Akan ada banyak
video tentang tarian yang bisa bikin kamu eksis ini. “Menari Shuffle
itu gampang-gampang susah, bagaimana kita bisa kompak dan selaras
saja,” kata Fariz salah satu crew Cakra Buana Shuffle.
Uniknya,
para crew harus membuat gerakan sendiri, jika ingin tampil. Sehingga
bisa saling memberi inspirasi. Nggak heran kadang-kadang ada beberapa
gerakan yang sama. Disinilah tarian ini menjadi susah. Mereka harus
menemukan gerakan yang berbeda, fokus pada gerakan kaki saja. Tangan
dan badan akan mengikuti alunan lagu dengan sendirinya, bebas.
Aneka Gaya
Basic
step shuffle sendiri adalah running man dan T step. Running man, dua
step jalan ditempat tapi nggak maju-maju, T step adalah gerakan
shuffle itu sendiri yang terbagi menjadi beberapa jenis.
Ada Hard style, yang kalau menari kakinya diangkat lebih tinggi seperti
menghentakkan kaki. Lain lagi dengan Old style yang katanya asli gaya
Melbourne shuffle, yang tidak buru-buru, banyak T step dan lebih flooping.
Mas, Malaysian Style, gerakannya seperti running man, tetapi hanya satu
step. Mereka menggunakan badan yang didorong kedepan dan mengayun. Dan masih banyak lagi.!
Belum
selesai, bukan hanya gerak tari, tapi juga outfit. Menurut Rama,
selain jenis gerakan cara berpakaian juga cukup menentukan. “Kalau saya
dan temen-temen termasuk hardstyle shuffle, musiknya lebih cepat,
setiap manggung kita pakai sweater,” kata mahasiswa Moestopo 2009 itu.
Sedangkan
Melbourne Shuffle, biasanya agak lebih santai dan bisa tampil, bahkan
pakai kemeja flanel atau kaos. Hal ini disetujui oleh Jason, outfit
berpengaruh ke aksi kaki! (Adinda Asa/M-2)
Suber :
http://www.mediaindonesia.com/move/?p=380